Fortinet Tingkatkan Literasi Keamanan Siber di Indonesia
Gandeng UGM, Fortinet Tingkatkan Literasi Keamanan Siber di Indonesia Fortinet, pemimpin keamanan siber global mendorong konvergensi jaringan dan keamanan, Foritnet telah menandatangani Nota Kesepemahaman (MoU) dengan Universitas Gadjah Mada (UGM) dilansir dari laman https://www.smkn5-tng.com/, salah satu universitas nasional tertua di Indonesia, dengan perbekalan siswanya dilakukan dengan pelatihan dan sertifikasi keamanan siber Fortinet yang telah mendapat pengakuan dari industri.
Kemitraan ini akan menyediakan kursus keamanan siber bagi mahasiswa/mahasiswi UGM dengan kurikulum olehFortinet yang mana pernah meraih penghargaan, untuk memberikan keterampilan yang dibutuhkan untuk mahasiswa/mahasiswi UGM mengamankan dan mengelola infrastruktur digital Indonesia guna menutup kesenjangan keterampilan yang ada.
UGM menjadi institusi pendidikan di Indonesia yang bergabung dalam Program Mitra Akademik dari Fortinet Training Institute. Program ini bekerja sama dengan institusi akademis dan sekolah pada setiap negata bertujuan untuk menjembatani kesenjangan keterampilan keamanan siber.
200 Mahasiswa Dan Makasiswi Mengikuti Program NSE
Pada tahun pertama kerjasama tersebut, program ini berharap dapat membawa manfaat bagi sekitar 200 mahasiswa/i. Mereka akan memasuki program di NSE Level 4 dengan kesempatan dapat mengeksplorasi jalur pelatihan tambahan sesuai aspirasi karir mereka.
Instruktur bersertifikat yang memberikan program pelatihan dan sertifikasi, kombinasi kursus mandiri dan kursus yang dipimpin instruktur melalui sesi kelas dan laboratorium, termasuk latihan-latihan yang praktis dan berbasis pengalaman.
Kurikulum yang solid akan menghasilkan lulusan berkualifikasi tinggi dengan keterampilan keamanan siber yang dapat membantu melindungi jaringan dari ancaman siber global dan memperkuat lanskap keamanan digital nasional.
Dekan Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada Memberi Himbauan
Prof. Ir. Selo , ST., MT., M.Si., Ph.D., IPU., ASEAN. Eng, Dekan Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada, mengatakan, “Mengingat para penyerang siber hanya perlu berhasil satu kali untuk menciptakan gangguan yang signifikan, maka konsekuensinya sangat tinggi bagi sektor publik dan swasta. Sehingga sangatlah penting untuk menutup kesenjangan keterampilan siber agar dapat tetap berada di depan para pelaku ancaman tersebut. Itulah sebabnya kami memilih Fortinet sebagai mitra akademis kami. Sebagai pemimpin di industri keamanan siber global dengan portofolio terintegrasi terbesar yang berisi lebih dari 50 produk berstandar perusahaan, serta upaya berkelanjutan perusahaan untuk mengembangkan para profesional di bidang keamanan siber masa depan, menjadikan kemitraan Fortinet dengan UGM ini sebagai peluang berharga untuk menguatkan ketahanan siber Indonesia secara signifikan.”
Edwin Lim, Direktur Fortinet Indonesia mengatakan, “Menurut Laporan Kesenjangan Keterampilan Keamanan Siber 2023 Fortinet, sebanyak 40% pemimpin di Indonesia berjuang untuk mempertahankan ahli keamanan siber; dan sekitar 42% dari mereka merasa kesulitan untuk mengisi posisi keamanan siber, terutama dalam operasi keamanan dan keamanan cloud. Fortinet Training Institute membantu menjembatani kesenjangan ini dengan meningkatkan akses ke pelatihan, dan kemitraan dengan UGM merupakan langkah penting dalam upaya tersebut. Hal ini akan memperluas kesempatan belajar dan berkarir bagi siapa saja yang tertarik dengan keamanan siber dan juga membantu Indonesia mengamankan infrastruktur digitalnya.”